Kesedihan itu ada Bahagianya
Suatu Sore...
Seorang Pria Bijak, memasuki sebuah cafe dan mulai menceritakan sebuah lelucon yang membuat semua orang dalam cafe
itu tertawa..
beberapa saat kemudian..
pria itu mengulangi
cerita lucunya....
namun kali ini hanya beberapa
yang tertawa, itu pun orang-orang yang kebetulan
baru memasuki cafe tersebut..
lima menit kemudian...
Pria itu kembali
menceritakan lelucon yang sama dan ternyata
tidak ada satu pun orang yang tertawa..
Pria ini pun tersenyum sambil berkata:
"kalau anda semua tidak bisa tertawa berulang-ulang pada lelucon yang
sama.. lalu mengapa anda terus menangis berulang-ulang pada masalah yang
sama"
Janganlah kita berlarut dalam kesedihan dan masalah..
Karena setiap kesedihan itu ada bahagia yang tengah menanti dan disetiap masalah pasti ada jalan keluar yang bisa didapat..
Jika satu pintu tertutup maka pintu lain terbuka,,
Namun sayangnya kita biasanya hanyaFOKUS pada pintu yang tertutup sehingga mengabaikan pintu yang terbuka. . .
Wikipedia
Hasil penelusuran
Jumat, 21 Maret 2014
Jumat, 14 Maret 2014
Menjaga Keseimbangan Hidup
Dikisahkan, suatu hari ada seorang anak muda yang tengah menanjak karirnya tapi merasa hidupnya tidak bahagia. Istrinya sering mengomel karena merasa keluarga tidak lagi mendapat waktu dan perhatian yang cukup dari si suami. Orang tua dan keluarga besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli kepada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi dirinya sendiri.
Hingga suatu hari, karena ada masalah, si pemuda harus mendatangi salah seorang petinggi perusahaan di rumahnya. Setibanya di sana, dia sempat terpukau saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah.
"Hai anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus Bapak selesaikan," seru tuan rumah. Bukannya masuk, si pemuda menghampiri dan bertanya, "Maaf, Pak. Bagaimana Bapak bisa merawat taman yang begitu indah sambil tetap bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di perusahaan kita?"
Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak menjawab ramah, "Anak muda, mau lihat keindahan yang lain? Kamu boleh kelilingi rumah ini. Tetapi, sambil berkeliling, bawalah mangkok susu ini. Jangan tumpah ya. Setelah itu kembalilah kemari".
Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak lama kemudian, dia kembali dengan lega karena mangkok susu tidak tumpah sedikit pun. Si bapak bertanya, "Anak muda. Kamu sudah lihat koleksi batu-batuanku? Atau bertemu dengan burung kesayanganku?"
Sambil tersipu malu, si pemuda menjawab, "Maaf Pak, saya belum melihat apa pun karena konsentrasi saya pada mangkok susu ini. Baiklah, saya akan pergi melihatnya."
Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan kagum dia berkata, "Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri, dan nyaman." tanpa diminta, dia menceritakan apa saja yang telah dilihatnya. Si Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam mangkok yang hampir habis.
Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, si pemuda berkata, "Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua".
"Hahaha! Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkok itu utuh, maka rumahku yang indah tidak tampak olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semua kembali ke kita, bagaimana membagi dan memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti kehidupan kita akan harmonis".
Seketika itu si pemuda tersenyum gembira, "Terima kasih, Pak. Tidak diduga saya telah menemukan jawaban kegelisahan saya selama ini. Sekarang saya tahu, kenapa orang-orang menjuluki Bapak sebagai orang yang bijak dan baik hati".
Dikisahkan, suatu hari ada seorang anak muda yang tengah menanjak karirnya tapi merasa hidupnya tidak bahagia. Istrinya sering mengomel karena merasa keluarga tidak lagi mendapat waktu dan perhatian yang cukup dari si suami. Orang tua dan keluarga besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli kepada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi dirinya sendiri.
Hingga suatu hari, karena ada masalah, si pemuda harus mendatangi salah seorang petinggi perusahaan di rumahnya. Setibanya di sana, dia sempat terpukau saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah.
"Hai anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus Bapak selesaikan," seru tuan rumah. Bukannya masuk, si pemuda menghampiri dan bertanya, "Maaf, Pak. Bagaimana Bapak bisa merawat taman yang begitu indah sambil tetap bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di perusahaan kita?"
Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak menjawab ramah, "Anak muda, mau lihat keindahan yang lain? Kamu boleh kelilingi rumah ini. Tetapi, sambil berkeliling, bawalah mangkok susu ini. Jangan tumpah ya. Setelah itu kembalilah kemari".
Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak lama kemudian, dia kembali dengan lega karena mangkok susu tidak tumpah sedikit pun. Si bapak bertanya, "Anak muda. Kamu sudah lihat koleksi batu-batuanku? Atau bertemu dengan burung kesayanganku?"
Sambil tersipu malu, si pemuda menjawab, "Maaf Pak, saya belum melihat apa pun karena konsentrasi saya pada mangkok susu ini. Baiklah, saya akan pergi melihatnya."
Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan kagum dia berkata, "Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri, dan nyaman." tanpa diminta, dia menceritakan apa saja yang telah dilihatnya. Si Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam mangkok yang hampir habis.
Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, si pemuda berkata, "Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua".
"Hahaha! Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkok itu utuh, maka rumahku yang indah tidak tampak olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semua kembali ke kita, bagaimana membagi dan memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti kehidupan kita akan harmonis".
Seketika itu si pemuda tersenyum gembira, "Terima kasih, Pak. Tidak diduga saya telah menemukan jawaban kegelisahan saya selama ini. Sekarang saya tahu, kenapa orang-orang menjuluki Bapak sebagai orang yang bijak dan baik hati".
Jumat, 07 Maret 2014
PERSAHABATAN
Persahabatan...
Sewaktu kita duduk di TK,
kita berpikir kalo seorang teman yg baik adalah teman yg meminjamkan krayon warna merah ketika yg ada hanyalah krayon warna hitam.
Di SD,
kita lalu menemukan bahwa seorang teman yg baik adalah teman yg mau menggandeng tangan kita sepanjang koridor menuju kelas, membagi makan siangnya dgn kita ketika kita lupa membawanya.
Di SMP,
kita punya ide kalo seorang teman yg baik adalah teman yg mau menyontekkan PR-nya pada kita & menemani kita makan siang.
Di SMA,
kita merasa kalo seorang teman yg baik adalah teman yg mengajak kita mengendarai mobil barunya,
meyakinkan orang tua kita kalo kita boleh pulang malam sedikit, mau mendengar kisah sedih saat kita putus dari pacar.
Saat Kuliah,
kita melihat kalo seorang teman yg baik adalah teman yg selalu ada terutama di saat-saat sulit kita, membuat kita merasa aman melalui masa-masa seperti apapun, meyakinkan kita kalo kita akan lulus dalam ujian sidang sarjana kita.
Dan seiring berjalannya waktu kehidupan,
kita menemukan kalo seorang teman yg baik adalah teman yg selalu memberi kita dua pilihan yg baik,
merangkul kita ketika kita menghadapi masalah yg menakutkan, membantu kita bertahan menghadapi orang² yg hanya mau mengambil keuntungan dari kita, menegur ketika kita melalaikan sesuatu,
mengingatkan ketika kita lupa, membantu meningkatkan percaya diri kita, menolong kita untuk menjadi seseorang yg lebih baik, dan terlebih lagi adalah menerima diri kita apa adanya.
Sewaktu kita duduk di TK,
kita berpikir kalo seorang teman yg baik adalah teman yg meminjamkan krayon warna merah ketika yg ada hanyalah krayon warna hitam.
Di SD,
kita lalu menemukan bahwa seorang teman yg baik adalah teman yg mau menggandeng tangan kita sepanjang koridor menuju kelas, membagi makan siangnya dgn kita ketika kita lupa membawanya.
Di SMP,
kita punya ide kalo seorang teman yg baik adalah teman yg mau menyontekkan PR-nya pada kita & menemani kita makan siang.
Di SMA,
kita merasa kalo seorang teman yg baik adalah teman yg mengajak kita mengendarai mobil barunya,
meyakinkan orang tua kita kalo kita boleh pulang malam sedikit, mau mendengar kisah sedih saat kita putus dari pacar.
Saat Kuliah,
kita melihat kalo seorang teman yg baik adalah teman yg selalu ada terutama di saat-saat sulit kita, membuat kita merasa aman melalui masa-masa seperti apapun, meyakinkan kita kalo kita akan lulus dalam ujian sidang sarjana kita.
Dan seiring berjalannya waktu kehidupan,
kita menemukan kalo seorang teman yg baik adalah teman yg selalu memberi kita dua pilihan yg baik,
merangkul kita ketika kita menghadapi masalah yg menakutkan, membantu kita bertahan menghadapi orang² yg hanya mau mengambil keuntungan dari kita, menegur ketika kita melalaikan sesuatu,
mengingatkan ketika kita lupa, membantu meningkatkan percaya diri kita, menolong kita untuk menjadi seseorang yg lebih baik, dan terlebih lagi adalah menerima diri kita apa adanya.
Langganan:
Postingan (Atom)