Wikipedia

Hasil penelusuran

Selasa, 24 Desember 2013

2CAMPOENG

http://barudakcikalongcity.blogspot.com/2013/12
-Tak semua manusia itu baik pada Anda dan tak semua manusia itu jahat pada Anda.

Jadi, ketika begitu banyak pujian yang Anda dapatkan dari orang-orang disekeliling Anda, jangan lupa, ada orang-orang yang tak suka pada Anda dengan alasan masing-masing, dengan demikian Anda tak bisa sombong karenanya.

Namun ketika begitu banyak hinaan, caci maki dan lain sebagainya yang sipat buruk Anda terima dari orang-orang disekeliling Anda, jangan lupa banyak orang yang mencintai dan menyayangi Anda, bisa keluarga, saudara, teman atau sahabat, dengan demikian Anda tak rendah diri, Anda masih punya harapan
                                                                                                                                                                  


 -Tertawalah....

Secara arti kata, tertawa adalah aktivitas. tertawa adalah aktivitas yang dibagi menjadi 2 secara umum:
1. Menertawakan
2. Ditertawakan

Menertawakan adalah inisiatif dari diri kita, sedangkan ditertawakan adalah pihak diluar diri kita, bisa-bisa kita yang ditertawakan.

Ada pelajaran perharga dari tertawa ini, pelajaran apa? pelajaran rendah hati. rendah hati di bagian mana? rendah hati jika kita mau menertawakan diri kita sendiri.

Seringkali kita bertemu dengan orang-orang yang memiliki talenta khusus, bahkan karunia khusus dimana keahliannya adalah selalu bersikap sinis ditambah bermulut pedas, orang-orang seperti ini biasanya menambah keramaian dikehidupan kita, "kan hidup kalo ga ada warnanya dan sepi-sepi kan bosan" kata om setan...hahaha.

Anggaplah kita tidak memiliki kemampuan tersebut karena kita kurang beruntung atau bahkan tidak sempat belajar serta tidak diberi karunia atau talenta tersebut, maka bersyukurlah. Maka saatnya kita mau belajar untuk rendah hati,... kembali dengan mau menertawakan diri sendiri, ini sangat berkaitan. sebelum kita menertawakan orang lain yang berdampak ga enak hati, maka lebih bijak kita tertawa dengan melihat diri kita.

menertawakan diri kita butuh kecerdasan yang amat tinggi dan kesadaran yang luar biasa "sadar", ilmu ini tidak diajarkan disekolah tetapi pelajaran hidup mengajarkan ini (sekolah kehidupan), saat anda mampu menertawakan diri anda (dalam konteks yang positif) dan temukan jeda dalam tertawa itu, maka biasanya anda akan mendapati diri anda akan jauh lebih dewasa, lebih rendah hati dan becoming "cool person".

sebaiknya tertawa memberikan dampak bahagia bukan kesan negatif yang tersembunyi .

                                                                                                                                                                  

-Masalah Hidup: Pahitnya Hidup

Ada seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yang sedang menghadapi masalah.

Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya.

Pak tua bijak hanya mendengar dengan seksama, lalu ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu mengambil segelas air.

Ditaburkanlah serbuk pahit itu ke dlm gelas dan diaduk perlahan, ”Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya?” Ujar pak tua

“Pahit sekali.....” Jawab pemuda itu

Pak tua itu tersenyum, mengajak pemuda itu untuk berjalan ke tepi danau di belakang rumahnya.

Mereka berjalan berdampingan & akhirnya sampailah mereka berdua ke tepi danau yang tenang itu. Sesampai disana, pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke danau itu dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya,

“Coba ambil air dari danau itu dan minumlah”

Saat si pemuda mereguk air itu, pak tua bertanya lagi, “Bagaimana rasanya...?”

“Segar....” sahut si pemuda....

" Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu?" Tanya pak tua itu

" Tidak...." Sahut pemuda itu.

Pak tua itu tertawa sambil berkata "Anak muda..." Dengarkan baik-baik, pahitnya kehidupan sama seperti segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnya pun sama dan memang akan tetap sama.

Tapi "INGAT.." kepahitan yang kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki.

*Jadi saat kita merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yang kita dapat lakukan:

“Luaskan dan perbesar kapasitas hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu” Hati kita adalah wadah itu.

Jangan jadikan hati kita seperti gelas, tetapi buatlah hati kita seperti danau yang besar dan mampu menampung setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian

Semoga bermanfaat